Bismillah,

Sebagian besar tulisan di blog ini ditujukan untuk mereka yang kira-kira seumur dengan saya, karena bagaimanapun, saya mengusahakan suatu tulisan yang memang pernah saya rasakan dan saya alami sebelumnya. Maka kali ini, saya ingin membagikan sedikit mengenai cara membuat catatan efektif ala saya sendiri, dan semoga cocok untuk Anda terapkan. O, iya, saya hanya berdasarkan pengalaman pribadi, tidak ada data berdasarkan riset ilmiah mengenai catatan yang efektif di sini. 

Indikator-Indikator Keefektifan Catatan
1.  Pilih Jenis Ukuran Kertas Maupun Pulpen yang Sesuai
Sudah sangat sering saya mencari review orang-orang mengenai kelebihan dan kekurangan berbagai jenis notebook. Berikut adalah rekomendasi ukuran kertas berdasarkan kebutuhan tertentu.
Paper Sizes Explained - JetPens (YouTube)

Terlepas dari rekomendasi di atas, kenyamanan Anda pun perlu dipertimbangkan, termasuk di dalamnya adalah kenyamanan ekonomi, hehehe. Kenyamanan ekonomi adalah yang paling saya pertimbangkan, memang seharusnya begitu, 'kan? Hahaha. 

Selain ukuran kertas, Anda pun harus menentukan jenis penjilidan bukunya, apakah menggunakan ring atau tidak. Berikut jenis-jenis penjilidan buku.
printchn.com

minutemanmarkham.com

Umumnya, buku catatan ada dua jenis, yaitu note binding dan ring binding. Tipe ring binding mudah digunakan karena dapat dilipat sehingga akan memudahkan Anda jika harus menulis dalam posisi berdiri atau di tempat sempit. Namun karena ring-nya cukup tebal, Anda tidak dapat membawa buku catatan jenis ini terlalu banyak di dalam tas. Selain itu, ada pula jenis note binding. Buku catatan ini cocok digunakan para pelajar yang menggunakan meja sebagai alas menulis sehingga buku harus dibuka menyamping. Untuk para pelajar yang diharuskan membawa buku catatan, jenis ini juga dirasa lebih pas karena tidak memakan banyak ruang. Di antara kedua jenis buku catatan ini, pilihlah yang Anda rasa paling nyaman untuk digunakan. Kemudahan menulis juga ditentukan oleh kualitas kertas. Secara umum, kertas yang dikatakan berkualitas diproduksi dengan 100% pulp. Penggunaan bahan tersebut membuat tinta lebih mudah keluar dan saat menulis akan terasa lebih halus. Jika dilihat, kertas berwarna putih bersih dan tidak mudah sobek. Namun, jika Anda ingin mencari buku catatan dengan harga yang terjangkau, lebih baik Anda memilih kertas berkualitas sedang atau kertas dengan bahan daur ulang (Evva Febri: 2020).

Selain ukuran dan jenis kertas, maupun jenis penjilidan bukunya, hal lain yang tidak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah jenis pulpennya. Saya biasanya menggunakan pulpen yang berbeda untuk judul, subjudul, dan isi dari catatan saya. 
  1. Untuk judul, saya biasa menggunakan Techjob TZ501 0.5 mm warna hitam/biru.
  2. Untuk subjudul, saya biasa menggunakan Snowman Gel Pen V-3 Fine 0.5 mm warna hitam/merah/biru.
  3. Untuk isi, saya biasa menggunakan Pilot BPT-P 0.7 mm warna hitam--favorit, atau Snowman Semi Gel Pen V-5 Fine, seringnya juga pakai yang paling banyak dijual: Snowman Gel Pen V-1 Fine.
Deretan Pulpen yang Sering Anda Temui Di Mana-Mana!

Untuk isi catatan, saya menggunakan pulpen yang tintanya tidak cepat habis, supaya tidak sering beli, hehehe. Apalagi, kalau konsisten memakai pulpen serba cantik dan jenis tintanya adalah tinta gel untuk dipakai menulis isi catatan, bisa-bisa kantong menipis sebelum waktunya! Ini hanya kebiasaan saya saja. Diabaikan juga tidak apa-apa. 

2.  Sesuai dengan Judul
Setelah membahas mengenai jenis-jenis kertas, penjilidan, dan pulpen, saya akan mulai menulis indikator keefektifan catatan berdasarkan bagaimana Anda akan mulai mencatat.

Dulu, salah satu kesalahan besar saya saat mencatat dari buku cetak adalah mencatat apa yang saya anggap cukup penting, tapi kurang berpengaruh kehadirannya karena kurang kaitannya dengan judul. Tapi, dengan hasil catatan saya yang hanya berfokus pada intinya saja membuat tulisan saya terlihat kurang efektif, sehingga dianggap seperti ada yang kurang, namun seperti itulah yang saya suka. Sebenarnya, tipe semacam ini tidak berlaku pada mata pelajaran yang cakupan ilmunya sangat luas dan susah dipahami sehingga memang membutuhkan penjelasan yang cukup panjang. 

Berbeda dengan bab-bab pada mata pelajaran yang terkadang cukup mudah dipahami tanpa ada penjelasan sebelumnya atau sesudahnya, dan yang saya maksud adalah materi SMA, ya, maka, penjelasan tambahan tersebut cukuplah menjadi referensi bacaan untuk menambah pemahaman saja, tidak usah lagi dicatat panjang-panjang.

Contoh:
A.  Peran Indonesia dalam ASEAN 
    Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai belahan bumi. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 
    Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan penting dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia mempunyai peranan besar dalam membentuk kesepakatan untuk menciptakan stabilitas regional dan perdamaian. Misalnya, Indonesia telah mengambil peran utama dalam membantu proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu, Indonesia menjadi perantara dalam perdamaian di Filipina Selatan. 

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
 
Bagian mana yang akan Anda catat pada contoh di atas? 

Dulunya, saya menganggap semua bagian pada teks tersebut penting. Sekarang, saya sadar, menganggapnya penting memang bagus, tapi, agar catatan saya efektif, menulis semua bagian bukan juga tindakan yang diperlukan. Cukuplah bagian penjelas menjadi referensi bacaan saja, agar kebiasaan membaca dari buku cetak juga bisa diterapkan. Karena terkadang, saya menganggap buku cetak tidak penting lagi untuk dibaca karena sudah semuanya saya catat di buku catatan. Ini tentu adalah tindakan yang sepenuhnya tidak benar.

Jadi, pada intinya, saya menggunakan buku catatan sebagai penunjang saat ulangan/ujian saja, yakni untuk menghafalkan bagian-bagian penting, dan membaca buku cetak juga tidak boleh dilupakan. 


Maka, bagian yang dicatat pada contoh adalah: (yang digarisbawahi)
A.  Peran Indonesia dalam ASEAN (Association of South-East Asian Nation)
    Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara khususnya dan dunia umumnya, menyadari pentingnya hubungan kerja sama dengan negara-negara lain di berbagai belahan bumi. Hal ini sesuai dengan yang tertuang dalam tujuan negara sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 
    Indonesia adalah negara terbesar di Asia Tenggara dan memegang peranan penting dalam hal keamanan dan stabilitas di Asia Tenggara. Indonesia mempunyai peranan besar dalam membentuk kesepakatan untuk menciptakan stabilitas regional dan perdamaian. Misalnya, Indonesia telah mengambil peran utama dalam membantu proses pemulihan kembali demokrasi di Kamboja. Selain itu, Indonesia menjadi perantara dalam perdamaian di Filipina Selatan.

Ini adalah pandangan pribadi, tidak ada data riset ilmiah yang menjadi acuan saya dalam menulisnya.

3.  Sesuai dengan Topik Utama/Tujuan Pembelajaran
Pada intinya, bagian ini sama juga dengan bagian sebelumnya, yaitu sesuai dengan judul. Namun, jika judul yang tertera terlalu umum, maka Anda bisa mengecek kembali apa yang menjadi topik utama pembahasannya dan tujuan pembelajaran yang ada di silabus. Biasanya, guru akan memberikannya di awal pembejalaran baru, Anda bisa memanfaatkan hal ini. Jadi, itulah salah satu kegunaan sebenarnya guru memberikan Tujuan Pembelajaran/Indikator Pembejalaran sebelum bab/subbab baru dimulai.

4.  Bagaimana dengan Mata Pelajaran yang Didominasi oleh Angka dan Rumus?
Cobalah melihat-lihat contoh soalnya, rumus apa yang paling sering digunakan untuk menjawab beberapa soal? Ini adalah tolok ukur utama saya jika disuruh membuat portofilio untuk mata pelajaran yang didominasi oleh perhitungan, seperti Fisika.

Salah satu metode pembelajaran guru Fisika saya saat kami menghadapi bab baru adalah membaca dari halaman tertentu sampai halaman tertentu dalam waktu yang ditentukan, misal sepuluh menit. Setelah itu, kami disuruh duduk berkelompok. Guru kami memberikan soal sesuai subbab-nya. Maka, berdasarkan soal itulah kami membuat portofolionya. Namun, saya dan kelompok saya selalu kelamaan berpikir yang mana yang harus dicatat--benar-benar tidak mau rugi kertas dan rugi pulpen. Tapi saya sadar, dengan seperti ini, kami lebih banyak membaca dan menganalisis bagian penting setiap subbab.

Caranya, Anda perlu melihat soal latihan di akhir bab. Ini adalah cara agar Anda tidak melewatkan rumus yang justru penting untuk digunakan, dan Anda tidak kelewatan untuk memahaminya dengan baik, karena biasanya ada begitu banyak rumus yang juga penting tapi belum menjadi pembahasan utama di bab tersebut--biasanya ada di bab selanjutnya, semester selanjutnya, tingkatan kelas selanjutnya, atau justru tingkatan pendidikan selanjutnya. 

5.  Perlukah Catatan Itu Terlihat Menarik? Apakah Minat Belajar Pun Meningkat saat Catatan Itu Sedap Dipandang?
Sekarang ini, penggunaan brushpen, spidol, pulpen warna, ataupun highlighter pen digunakan untuk memperindah catatan. Saya sendiri juga sering menggunakan highlighter pen dan pulpen warna untuk membuat catatan saya lebih enak dibaca. 

Untuk saya sendiri, minat belajar tidak bergantung dari seberapa cantiknya catatan saya, tapi seberapa niat saya menulis catatan saya tersebut. Jadi, sekalipun catatan yang terbaru mungkin kalah cantik dari catatan saya yang lama (sebelumnya), jika saya mencatatnya dengan penuh perhitungan (aneh), tentu saya senang membacanya. Tapi, tidak dapat dipungkiri, catatan yang cantik membuat saya semangat menggunakan kreativitas untuk catatan selanjutnya lagi. 

Jadi, mencatat dengan pulpen warna-warni tentulah tidak masalah, asalkan catatan Anda memuat bagian-bagian yang memang penting, dan tidak melupakan kaidah sebelumnya--sederhananya: efektif!

How I Take My Notes
1.  Membaca Banyak Sumber 
Sebenarnya, kegiatan membaca adalah menambah pemahaman akan materi yang Anda baca, keunggulan utamanya: Anda akan tahu betul apa yang perlu dicatat! 

Maka, jika memiliki banyak waktu untuk menyelesaikan tugas mencatat, sebelumnya, saya membaca sedikit demi sedikit dari internet mengenai subbab-subbab-nya. Tidak satu, tapi dengan lebih banyak sumber, kesalahpahaman yang mungkin timbul karena hasil bacaan yang hanya satu sumber akan lebih kecil, tentu saja. 

Ini adalah kesempatan Anda untuk menambah minat baca dalam diri Anda! Bukanlah saya punya minat baca besar pada bidang mata pelajaran sekolah, tapi setidaknya, sedikit demi sedikit saya mulai sabar dalam mencari tahu suatu ilmu yang seringnya tidak bisa didapatkan hanya dengan membaca poin-poin utama atau sebagian dari isinya saja. Selain itu, dengan banyak baca, Anda bisa menemukan apa yang menjadi minat utama Anda dan telah mengenal lebih dekat mengenai dunia kepenulisan.

Itulah salah satu alasan kenapa saya sangat suka membuat tulisan di blog ini panjang-panjang, hehehe.

2.  Menggarisbawahi Buku Cetak atau Portofolio
Tidak punya banyak waktu untuk membaca banyak sumber? Seperti jika diminta mencatat di sekolah, kemungkinan membaca banyak sumber tidak bisa terlaksana, maka Anda bisa memanfaatkan buku cetak atau portofolio yang tersedia. 

Biasanya, saya menandainya dengan pulpen, kalau ditegur teman barulah pakai pensil, hihihi. Sambil tangan bergerak, mulut ber-swaswishishasi, otak juga mulai berpikir bagian mana yang kiranya penting. 

Pada intinya, cara ini setidaknya lebih baik, dibandingkan jika membaca sedikit, lalu menulis, membaca, lalu menulis (menurut pandangan pribadi). Dengan membaca semua bagian yang hendak dirangkum sebelum mencatatnya (bukan baca sedikit-tulis-baca sedikit-tulis), saya akan lebih tahu mana yang sekiranya perlu dan tidak perlu dicatat, karena biasanya ada pembahasan yang berulang.

3.  Mulailah Langsung Mencatat Setelah Anda Menemukan Poin-poin Penting untuk Ditulis
Karena, jika Anda menundanya, misalkan, Anda memutuskan untuk mencatatnya esok hari saja, maka Anda kemungkinan besar kehilangan memori-memori penting sebagai acuan dalam menulis. Memori penting ini bukan maksud saya adalah judul/topik utama, tetapi hasil pemahaman Anda dari hasil bacaan Anda sebelumnya. 

Maka, apapun itu, setelah Anda memulai, tuntaskanlah. Anda akan kehilangan waktu terbaik bagi otak Anda untuk melanjutkan perkembangannya jika memilih untuk menunda dalam menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu.


______________

Mungkin sampai di sini dulu yang bisa saya tuliskan untuk dibagikan kali ini. Semoga Anda bisa terbantu dalam hal ini, maaf atas kesalahan saya yang begitu banyak dalam menyusun tulisan ini. Terima kasih telah membacanya.